Orangyang memberikan penilaian positif pada orang lain menunjukkan dirinya punya kepribadian yang positif. Sebaliknya orang yang sering menilai negatif pertanda tidak mau dikalahkan dan anti sosial. Kecenderungan seseorang untuk menggambarkan orang lain dalam ucapan positif merupakan indicator penting dari kepribadian positif orang itu sendiri.
Bagaimana cara mengatasi insecure? Semakin kekinian, kata insecure menjadi semakin populer. Insecure sendiri merupakan istilah yang menggambarkan perasaan tidak nyaman yang memperburuk suasana hati seperti menjadi gelisah, tidak percaya diri dan takut. Rasa insecure bisa timbul karena latar belakang dalam diri sendiri dan bisa juga dari luar diri. Contoh insecure dari diri sendiri adalah merasa tidak percaya diri karena tinggi badan yang tidak seperti rata-rata orang lain. Sedangkan insecure dari luar diri adalah perkataan buruk atau bahkan perlakuan buruk orang yang membuat seseorang tidak percaya diri. Dalam Islam, perasaan insecure termasuk salah satu hal yang sebaiknya tidak dirasakan. Karena dalam Surat At-Tiin ayat 4 telah tertulis bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dengan kesempurnaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk-makhluk lain, alangkah baiknya kita menjauhi sikap insecure. Ayat tersebut memperkuat alasan kita agar tidak perlu merasa insecure. Baca juga Sifat remaja gaul yang islami dan wajib kita miliki Tapi, jika insecure sudah terlanjur kita rasakan maka ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya. Langkah-langkah berikut baik untuk dilakukan saat merasa insecure maupun untuk mencegah rasa insecure datang. Cara mengatasi insecure Jangan mudah menilai rendah diri sendiri Kemampuan menilai seseorang merupakan kemampuan yang alami kita miliki. Tak hanya bisa menilai orang lain, kita pun bisa menilai diri kita sendiri. Tapi, akan jadi sesuatu yang sangat disayangkan jika kita justru banyak menilai diri sendiri terlalu buruk. Memahami keburukan diri sendiri sebenarnya baik untuk introspeksi diri dan mengontrol diri untuk tidak melakulan keburukan yang sama. Namun terlalu rendah menilai diri sendiri bukan hanya tidak disukai Allah, tapi juga bisa berdampak pada mental kita. Cara mengatasi insecure Berkumpul dengan lingkungan yang mendukung Kita hidup dihadapkan dengan berbagai pilihan untuk berkumpul dengan orang-orang seperti apa. Maka dari itu, kita harus pintar memilih lingkungan pertemanan. Sebaiknya, bertemanlah dengan orang-orang yang memberi dampak positif dan afirmasi positif untuk kita. Teman yang banyak membagikan ilmu dan pengetahuan, serta mengerti kelemahan dan kebaikan kita adalah teman yang penting untuk kita miliki. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan kita di lingkungan yang cinta dengan Allah dan Rosul-Nya. Terkini MenghinaOrang Lain di Media Sosial Menurut Pandangan Islam. Kumparan โข Sat, 02 Apr 2022 17:46 14 . Dalam Islam, menghina, mencela, atau mengolok-olok orang lain termasuk perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. #userstory Sat, 19 Mar 2022 21:10. Hadist Tentang Pacaran, Bagaimana Menurut Pandangan Islam? Tue, 10 May 2022 22:41. Ciri Anak Casing bagus belum tentu menunjukkan dalamnya juga ikut BagusIbaratnya seperti kita memilih hape. Casingnya kita lihat bagus, menarik, kinclong. Namun jeroannya bagian dalamnya belum tentu demikian. Bagian dalam handphone tersebut belum tentu sebaik kita dapat menilai hape tersebut baik bagaimana?Yah tentu, tanya-tanya dong orang yang sudah pernah menggunakan hape tersebut. Pasti dia bisa memberi komentar.โOoh, hape ini baterainya gak kuat, gak bisa bertahan lama.โโHape ini, loadingnya lambat.โโHape tersebut, RAM-nya kecil.โโHape ini kameranya kurang bagus hasilnya.โOrang yang pernah menggunakan hape semacam itu akan mudah sekali dalam memberikan ManusiaCasing manusia juga demikian memang hanya bisa tahu seseorang dari tampilan luarnya atau lahiriyahnya. Untuk dalamnya, niat hatinya, kita tak tahu. Hatinya suka bermaksiat, kita tidak bisa tahu. Kegemarannya yang suka bermaksiat kala sendiri pun, kita tak bagaimana kita menilainya? Hal ini sangat dibutuhkan oleh seseorang yang ingin mencari pasangan hidup, mencari suami atau saja diketahui dari orang-orang yang pernah bersama akan bisa beri penilaian. Namun sulit bagi kita bertanya pada orang yang memproduksi, karena pasti orang yang akan dinilai selalu dapat penilaian positif dan sisi negatif selalu tanyalah pada teman karibnya. Tanyalah pada teman kosnya. Tanyalah pada teman kampusnya. Tanyalah pada seorang alim yang dekat dengannya. Mereka-mereka tadi akan lebih tahu isi casing kadang kita temui โฆAda orang yang terlihat alim dilihat dari penampilan, tak tahunya punya hubungan gelap dengan orang yang terlihat berjubah, tak tahunya berpemahaman orang yang lantunan bacaan qurannya bagus, tak tahunya kelakuannya sering tonton video yang tidak orang yang terlihat biasa-biasa, eehh โฆ malah dialah yang lebih mulia di sisi Nilai HatiYang jelas Allah menilai hati kita, bukan casing kita. Kita tak perlu pamerkan casing kita yang bagus, berusahalah terus memperbaiki hati Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakr radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูููู ุงูููููู ูุงู ููููุธูุฑู ุฅูููู ุฃูุฌูุณูุงุฏูููู ู ูููุงู ุฅูููู ุตูููุฑูููู ู ูููููููู ููููุธูุฑู ุฅูููู ูููููุจูููู ู ยป. ููุฃูุดูุงุฑู ุจูุฃูุตูุงุจูุนููู ุฅูููู ุตูุฏูุฑูููโSesungguhnya Allah tidaklah melihat pada tubuh kalian. Akan tetapi, Allah melihat pada hati kalian.โ Beliau berisyarat menunjuk dadanya dengan jari-jemarinya. HR. Muslim, no. 2564Cara Menilai OrangKala menilai orang โฆKita hukumi orang sebatas lahiriyah, tak bisa kita hukumi batinnya. Namun kadang kita bisa tahu jeleknya seseorang dari komentar orang yang pernah dekat dengannya atau ada bukti aktual yang membongkar kejelekannya Perlu Berlebihan MenilaiDari sini kita bisa ambil pelajaran, jangan berlebihan dalam menilai dan memuji casing yang bagus karena dalamnya kita tak memaparkan dalam Al-Mufhim limaa Asykala min Talkhish Kitab Muslim 6 539, โKalau hati itu yang memperbagus amalan lahiriyah dan amalan hati adalah suatu yang ghaib bagi kita, maka janganlah menebak-nebak hal batin seseorang dengan mudah karena cuma sekedar melihat dari casing luar dari ketaatan atau kesalahan yang saja yang menjaga amalan baik secara lahiriyah, Allah-lah yang mengetahui bagaimana sifat jelek atau tercela yang ada dalam hatinya. Sebaliknya, siapa pun yang melihat seseorang berbuat jelek dan itu nampak, maka barangkali ada sifat baik dalam hatinya yang menyebabkan kesalahannya amalan lahiriyah hanya jadi sangkaan kuat, namun tak menunjukkan secara tegas isi hati seseorang baik ataukah kita tidak boleh berlebihan dalam mengagungkan orang yang kita lihat secara lahiriyah nampak gemar beramal shalih. Begitu pula jangan sampai menganggap hina orang muslim yang secara lahiriyah dilihat jelek. Kita tetap mencela perbuatan jelek yang dilakukan, namun bukan mencela individunya untuk masalah ini perbedaannya sangatlah tipis.โIngat hati manusia itu bisa berbolak-balik. Bisa jadi saat ini ia sesat dan gemar maksiat, namun keesokan hari, ia berubah menjadi shalih. Bisa jadi pula malah sebaliknya. Hati manusia โingatlah- di antara jari-jemari Manusia di antara Jari-Jemari Ar-RahmanDari Amr bin Al-Ash, ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฅูููู ูููููุจู ุจูููู ุขุฏูู ู ูููููููุง ุจููููู ุฅูุตูุจูุนููููู ู ููู ุฃูุตูุงุจูุนู ุงูุฑููุญูู ููู ููููููุจู ููุงุญูุฏู ููุตูุฑูููููู ุญูููุซู ููุดูุงุกู ยป. ุซูู ูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู -ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู - ุงููููููู ูู ู ูุตูุฑูููู ุงูููููููุจู ุตูุฑูููู ูููููุจูููุง ุนูููู ุทูุงุนูุชููู ยปโSesungguhnya seluruh manusia hatinya di antara jari-jemari Ar-Rahman, seperti satu hati. Sekehendak-Nya hati itu dibolak-balikkan.โ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas mengucapkan doโa, โAllahumma musharrifal qulub sharrif quluubanaa ala thoโatik artinya Ya Allah, Yang Maha Membolak-Balikkan hati, tetapkanlah hati kami terus dalam ketaatan pada-Mu.โ HR. Muslim, no. 2654Moga Allah terus meneguhkan hati kita dalam ketaatan pada-Nya. Allahumma musharrifal qulub sharrif quluubanaa ala thoโatik. Kitamenilai cara berpakaian orang lain, menilai sikapnya, mengkritisi pilihan-pilihan hidupnya, dan yang paling parah menghakimi hidup orang lain. Duh, celaka! (Baca juga: Perang, Saat Manusia Mengambil Alih Peran Tuhan untuk Saling Menghakimi Sesamanya) Kadang-kadang kita menghakimi orang lain tanpa berpikir dengan jernih.ORANG yang selalu melihat kebaikan pada diri orang lain maka kebaikan akan datang pada dirinya. Tetapi orang yang selalu melihat keburukan pada diri orang lain, maka keburukanlah yang akan datang pada dirinya sendiri. BACA JUGA Tentang Apa yang Orang Lain Katakan Anda tak mau dinilai buruk oleh orang lain? Maka, jangan bicara buruk tentang orang lain. Karena ternyata, menurut hasil penelitian terkini, penilaian Anda terhaadap orang lain bisa dihubungkan dengan kepribadian Anda sendiri, meski Anda tidak menyadarinya, bahkan hal-hal yang tak Anda sadari, atau petunjuk yang mengartikan bahwa Anda sebenarnya orang yang manis atau kejam. Dustin Wood, PhD, dari Wake Foret University mengatakan kepada WebMD bahwa persepsi kita terhadap orang lain akan menceritakan siapa diri kita sebenarnya. Contoh, kala kita memandang positif terhadap orang lain menunjukkan sisi positif pada diri kita. Namun, studi yang dipublikasikan pada Journal of Personality and Social Psychology ini juga mengatakan bahwa kata-kata kita juga bisa menguak persepsi negatif di diri kita, seperti narsisme, antisosial, bahkan kelainan jiwa jika kita berucap buruk tentang orang lain. Studi ini melibatkan anak-anak mahasiswa yang diminta untuk meratifikasi karakteristik positif dan negatif dari rekan-rekan mahasiswanya. Para peneliti menemukan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mendeskripsikan orang lain dengan kata-kata yang positif mengindikasikan bahwa dirinya memiliki sifat positif. Studi ini menemukan adanya ikatan yang kuat antara penilaian positif seseorang terhadap besarnya antusiasme, kebahagiaan, kebaikan hati, dan stabilnya emosional orang itu sendiri. Konon, tingkat kepuasan akan hidup seseorang juga bisa terlihat dari cara ia menilai orang lain. Makin positif, makin puas ia akan hidupnya, dan sebaliknya. Sementara persepsi negatif terhadap orang lain bisa dihubungkan kepada tingginya level narsisme dan sikap antisosial seseorang. โSifat kepribadian yang negatif diasosiasikan dengan cara orang tersebut menilai negatif orang lain,โ jelas Wood. Sikap negatif ini juga erat hubungannya dengan depresi dan kelainan kepribadian yang beragam. Persepsi yang negatif yang berlebihan tentang orang lain bisa menunjukkan bahwa orang tersebut punya sifat keras kepala, tak bahagia, neurotik, atau memiliki kepribadian yang negatif. BACA JUGA Tidak Cukup Jadi Orang Baik, Jadilah Penyeru Kebaikan Penelitian ini dilakukan kembali setahun kemudian dan para peneliti menemukan bukti, โBahwa seberapa positif kita melihat orang lain dalam lingkup sosial kita adalah hal yang stabil dan tidak berubah secara substansial oleh waktu,โ terang Wood. Laporan ini mengatakan bahwa bagaimana seseorang menilai atau melihat orang lain ternyata lebih dari sekadar โproyeksi dari imaji dirinya sendiri pada orang lain.โ Mari selalu melihat kebaikan kepada siapapun, kapanpun dan di manapun. []
Ketikaghibahnya dilakukan secara negatif, "sebenarnya akan memengaruhi bagaimana ia menilai dirinya dan orang lain. Namun biasanya ghibah memang diasumsikan sebagai hal yang negatif ya, kalau dalam Islam juga biasanya itu gambaran hal yang negatif tentang orang lain," ujar Arum. Bagaimana Ciri-ciri Orang yang Senang Berghibah?Oleh Lina Maryani [email protected] SANGATLAH lucu apabila penilaian manusia menjadi tolok ukur untuk menilai baik atau buruknya seseorang dan untuk menilai banyak atau sedikitnya amal seseorang yang hanya bermodalkan apa yang ia lihat oleh matanya. Namun, tidak dipungkiri di zaman globalisasi saat ini banyak sekali manusia yang mencap baik atau buruknya seseorang hanya bermodalkan melihat instastory dan postingan media sosial. Menurut saya hal tersebut adalah salah besar. Lalu apakah penilaian manusia itu penting? Tentunya TIDAK. Foto Pinterest BACA JUGA Sudut Pandang Manusia Tidak ada yang berhak menilai seseorang menggunakan kacamatanya sendiri. Islam itu mengajarkan dan mendidik seorang hambanya untuk mengintrospeksi diri sendiri dan bukan sibuk mengintrospeksi orang lain apalagi untuk menilai baik atau buruknya orang lain karena apa yang dilihat belum tentu seutuhnya benar. Perlu diketahui bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah โmardhaatillahโ ridha Allah, dicintai Allah.Allah pun menegaskan dalam QS. Al-Bayyinah5 โDan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.โ Sungguh sangatlah melelahkan mengejar penilaian manusia yang belum tentu sesuai dengan standar pemikiran dari manusia itu sendiri apalagi manusia diciptakan dengan sifat dan watak yang berbeda-beda, dan tidak mungkin kita mampu untuk berbuat kebaikan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh semua manusia. Foto Pinterest BACA JUGA Ingin Jadi Manusia yang Ikhlas? Ketahui 5 Ciri Ini Oleh sebab itu cukuplah Allah ridha atas kebaikan yang telah kita perbuat dan jangan pedulikan penilaian dari manusia, karena berbuat baik untuk mendapatkan penilaian manusia adalah perbuatan yang sia-sia. Fokuslah terhadap ridha Allah dan lakukanlah semua kebaikan karena Allah tanpa harus peduli oleh standar penilaian manusia, karena sesungguhnya kebaikan lillahi taโala yang telah diperbuat selama hidup akan menjadikan ladang amal yang akan menyelamatkanmu di akhirat kelak. []
Memang dalam adat Minangkabau, suku dan marga itu diturunkan oleh ibu. Jika ibu bersuku Pisang, maka anaknya juga pisang. Jika ibunya bersuku guci, maka anaknya bersuku guci pula. Di sini kita harus bedakan, mana yang suku, mana yang nasab. Tidak ada istilah, bahwa di Minang nasab anak turun dari ibu.Semuasendi-sendi agama Islam adalah nasehat. Dan setiap dari umat Islam ini akan senantiasa menasehati dan dinasehati, sehingga inilah yang menyebabkan umat ini menjadi yang terbaik. Agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain, maka hendaknya seseorang mengetahui etika ketika menyampaikannya. Allah Swt berfirman dalam (QS. 2lY28k.